
The Pillars of Prayer (Rukun-Rukun Shalat) are essential actions that must be performed in every prayer. If any one of these pillars is missed or not performed correctly, the prayer will not be valid. The process begins with the intention (niyyah), which is the first pillar. This intention is made in the heart before starting the prayer, to specify which type of prayer is to be performed, whether it is obligatory (fard) or voluntary (sunnah). After the intention, the next pillar is to stand upright (qiyam) for those who are able, as is the case in the obligatory prayers.
Next, the Muslim says Takbiratul Ihram, saying “Allahu Akbar,” which marks the beginning of the prayer. After the takbir, the next pillar is to recite Surah Al-Fatihah in every rak’ah. Al-Fatihah is an obligatory recitation because it contains supplication and the declaration of Allah as the Almighty Lord.
After reciting Al-Fatihah, the next action is rukuk. In the rukuk position, the body bends forward with the hands touching the knees and the back level with the head. This posture symbolizes total submission to Allah. After rukuk, we return to a standing position in I’tidal, which is a brief moment of standing to glorify Allah before proceeding to the next action.
Following that, we perform sujud (prostration), where the forehead, nose, palms, knees, and toes touch the ground. Sujud represents the closest position to Allah, where a servant demonstrates complete submission to the Creator. Between the two sujuds, there is a sitting position known as jalsa (sitting between the two prostrations), where we take a moment to pray and prepare for the second sujud.
At the end of the prayer, after completing the second sujud, we recite tashahhud, a testimony acknowledging that there is no god but Allah and that Muhammad (SAW) is His Messenger. This is a pillar that is recited in every two rak’ahs. Finally, we conclude the prayer by giving the salam (salutation), turning to the right and left, saying Assalamu’alaikum warahmatullah, which signifies the completion of the prayer.
Each of these pillars has deep spiritual meaning and is an essential part of the act of worship that brings the servant closer to Allah. If any of the pillars is omitted or not done correctly, the prayer will be incomplete and needs to be corrected. Therefore, understanding the pillars of prayer is crucial to ensure that our worship is accepted by Allah and remains valid.
This translation provides a detailed explanation of the pillars of prayer, emphasizing their significance in ensuring the validity and sincerity of the prayer. The text serves as a guide to help Muslims perform their prayers correctly and with understanding.
4o mini
Rukun-Rukun Shalat adalah bagian-bagian yang wajib dilakukan dalam setiap shalat. Jika salah satu dari rukun ini terlewat atau tidak dilakukan dengan benar, maka shalat seseorang tidak sah. Proses dimulai dengan niat yang merupakan rukun pertama. Niat ini dilakukan dalam hati sebelum memulai shalat, untuk menentukan jenis shalat yang akan dilakukan, apakah itu fardhu atau sunnah. Setelah niat, seseorang harus berdiri tegak, yang merupakan bagian dari rukun bagi mereka yang mampu, seperti pada shalat fardhu.
Kemudian, seorang Muslim mengucapkan Takbiratul Ihram dengan lafaz “Allahu Akbar”, yang menandai dimulainya shalat. Setelah takbir, rukun berikutnya adalah membaca surat Al-Fatihah dalam setiap rakaat. Al-Fatihah adalah surat yang wajib dibaca, karena di dalamnya terdapat doa dan pengakuan kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Kuasa.
Setelah membaca Al-Fatihah, gerakan berikutnya adalah rukuk. Dalam posisi rukuk, badan membungkuk dengan tangan menyentuh lutut dan punggung rata dengan kepala. Rukuk ini mengandung makna penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Setelah rukuk, kita kembali berdiri tegak dalam posisi I’tidal, yang merupakan gerakan mengagungkan Allah dengan berdiri sejenak sebelum melanjutkan ke gerakan berikutnya.
Setelah itu, kita melakukan sujud, yaitu meletakkan dahi, hidung, tangan, lutut, dan ujung jari kaki ke tanah. Sujud adalah posisi yang menunjukkan kedekatan diri kepada Allah, di mana seorang hamba menunjukkan ketundukan yang total kepada Sang Pencipta. Di antara dua sujud, ada waktu untuk duduk sejenak, yang disebut sebagai duduk di antara dua sujud. Dalam posisi ini, kita berdoa sejenak dan menyiapkan diri untuk sujud yang kedua.
Pada akhir shalat, setelah melakukan sujud kedua, kita membaca tasyahhud, sebuah doa pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Ini adalah rukun yang dilakukan pada setiap dua rakaat. Akhirnya, kita mengakhiri shalat dengan memberi salam ke kanan dan kiri dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warahmatullah, menandakan bahwa shalat kita telah selesai.
Setiap rukun ini memiliki makna yang mendalam dan merupakan bagian dari ibadah yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah. Jika salah satu rukun terlewat atau dilakukan dengan tidak sah, maka shalat tersebut tidak sempurna dan perlu diperbaiki. Oleh karena itu, memahami rukun-rukun shalat ini sangat penting agar setiap ibadah kita diterima oleh Allah dan menjadi amal yang sah.
